KUMPULAN TRANSLITERASI TIPOLOGI DALAM ARSITEKTUR
TIPOLOGI DALAM ARSITEKTUR
Giulio Carlo Argan
Dalam
periode posmodern, para teoritikus mempertimbangkan ulang pemikiran
dari tipe sebagai esensi dalam arsitektur yang terlihat dalam beberapa
kasus sebagai perbandingan dalam struktur dalam linguistik. Sesudah
kebangkitan kembalinya sejarawan arsitektur Giulio Carlo Argan dalam
tulisan ini, arsitek termasuk Aldo Rossi dan Rafael Moneo menyelidiki
definisi Quatremere de Quincy dari tipe : “ide sebuah elemen yang mana
itu seharusnya menyediakan sendiri sebagai sebuah peraturan untuk
model”. Moneo berinterpretasi hal tersebut sebagai sebuah sifat struktur
dan bentuk yang mengijinkan obyek arsitektural dikelompokkan bersama,
dicari perbedaannya, dan diulang.
Tipologi
adalah nilai yang disebutkan Rossi dan Leon Krier sebagai sebuah alat
analisis yang akurat untuk bentuk arsitektur dan urban, yang juga
menyediakan dasar rasional dalam desain. Hal yang menarik dalam tipe
adalah bagian dari pencarian besar makna dalam era posmodern karena itu
menetapkan keberlanjutan dengan sejarah - yang meningkatnya terlihat
sebagai kebutuhan untuk memberikan kemudahan dibacanya arsitektur dalam
budaya. Dalam diskusi morfologi urban, tipe dihargai dalam kapasitas
untuk membuat urbanisme yang mudah diketahui dan dikenalkan oleh
posmodernis sebagai pengulangan obyek lapangan dari kota modernis. Tahun
1970, kemudahan pembacaan urban dicari dengan pembuatan ulang bentuk
bangunan dan ruang publik figural dari kota tradisional di Eropa.
Tipe
oleh Giulio Carlo Argan, memperkirakan pola dasar, adalah pengurangan
menuju ‘akar bentuk’ yang biasa dalam fakta-fakta budaya, yang memiliki
analogi bentuk dan fungsi yang nyata. Teorinya juga mengijinkan kreasi
bentuk baru sebagai respon sosiokultural dan perubahan teknologi.
Kemudian Argan mengatakan bahwa tipe adalah lebih pada sebuah prinsip
yang mengijinkan variasi daripada sebuah priori yang disetel untuk
sesuatu yang dianggap selesai. Seperti yang dia artikan, tipe bekerja
pada tingkatan konfigurasi formal, struktur, dan elemen dekoratif. Argan
menyimpulkan bahwa hubungan tipologi dengan tektonik akan membuat hal
itu tidak dapat dihindarkan untuk eksplorasi bentuk. Dia mengusulkan
tingkatan struktur dari tipe disusun seperti sebuah hubungan.
Pertimbangan
Argan dari tipe adalah relevan untuk proses mendesain secara umum, dan
untuk produksi kerja individual. Dia juga menggunakan pertimbangan
arsitek modern dalam melawan disiplin tradisi yang diekspresikan dengan
kritik sastra Harold Bloom “the anxiety of influence”. Sementara
penggunaan model spesifik atau preseden membutuhkan latihan pengambilan
keputusan. Argan mempertimbangkan bahwa tipe umum akan menjadi netral
dan bernilai bebas. Dia dapat bekerja dengan meyakinkan sekitar masalah
pengaruh dan imitasi.
Laporan
artikel singkat Argan meninggalkan beberapa pertanyaan menarik yang
tidak terjawab : Apakah (yang tidak dikenali) ‘masalah besar yang
mendasar’ yang mana tipe berasal? Apa tipe ‘dasar ideologikal konstan’?
Mengapa memiliki begitu sedikit tipe modern signifikan yang berkembang?
SEBUAH KAJIAN TENTANG TIPOLOGI ARSITEKTUR
(On The Typology Of Architecture)
Artikel ini muncul pertama kali dalam sebuah esai jurnal (disunting oleh Karl Oettinger dan Muhammad Rassem) kemudian dikirimkan
kepada Profesor Hans Sedlmayr pada hari ulang tahunnya yang ke-65,
Selanjutnya artikel ini diumumkan di Munich oleh CH Beck pada tahun
1962.
Tujuan dari penulis adalah untuk menyorot subjek yang merupakan pusat
untuk spekulasi tentang teori arsitektur baik di negara Amerika maupun
negara-negara lainnya, akan tetapi untuk mereview dari sudut pandang
yang masih agak asing bagi orang awam dan bertujuan untuk memberikan
kontribusi elemen-elemen baru untuk diskusi-diskusi arsitektur pada saat
ini.
Joseph Rykwert.
Sebagian
besar kritikus modern bergantung pada beberapa bentuk filsafat idealis
yang masih menyangkal bahwa tipologi arsitektur dengan berbagai macam
metode-metode baru masih belum diakui. Kemudian mereka
baru menganggap masuk akal cara-cara baru seperti halnya bahwa ketika
nilai formal penelitian sebuah kuil yang berbentuk melingkar bisa
meningkat karena menggunakan pendekatan tipe "ideal" candi-candi
lingkaran yang sejenis. Idealnya yang disebut "tipe" masih bersifat
abstraksi, maka tipe"arsitektur" tertentu tidak dapat dinilai dan
diusulkan sebagai sebuah standar hanya oleh seorang individu pekerja
seni saja. Di sisi lain hal tersebut tidak dapat disangkal karena
tipologi arsitektur yang telah dirumuskan dan diturunkan dalam risalah
teori tersebut merupakan hasil karya arsitek yang mempunyai nama besar.
Oleh karena itulah dianggap sah untuk mendalilkan atau merumuskan
pertanyaan tentang tipologi sebagai fungsi, baik dari proses sejarah
arsitektur dan juga tentang hasil pemikiran dan hasil karya seorang
arsitek individual.
Ada
sebuah analogi yang jelas antara tipologi arsitektural dan ikonografi:
tipologi mungkin bukanlah faktor yang menentukan dari proses kreatif,
tapi seperti biasa dalam ikonografi terdapat banyak bukti-bukti gambar
seperti halnya dalam seni figuratif, meskipun hal tersebut tidak selalu
jelas. Kemudian bagaimana “tipe” arsitektur dapat dimunculkan?
Selanjutnya para
kritikus mengakui bahwa sebuah "tipe" adalah suatu hal yang memiliki
ciri khas tertentu, cirri khas tersebut berusaha menjelaskan bentuk
arsitektur dalam kaitannya dengan simbolisme atau pola ritual tertentu. Kritik-kritik
tersebut masih belum dapat diselesaikan (dan tidak dapat diselesaikan),
salah satu masalah penting adalah: Apakah konten simbolis terbentuk
sebelum penciptaan tipe dan sangat berperan penting atau hanya sebagai
pendukung saja? Hal tersebut merupakan pertanyaan
protokoler, namun bagaimanapun juga masih tidak dapat menentukan
kriteria yang termasuk dalam konteks proses historis; bila konten
simbolis terbentuk sebelum “Tipe” dan sangat berperan penting, maka
konten tersebut ditransmisikan untuk menghubungkan dengan suatu bentuk
arsitektur tertentu, sama halnya jika hal tersebut terjadi sebaliknya,
maka hal tersebut adalah keberhasilan suatu bentuk untuk mengungkapkan
isi dan makna simbolik. Selanjutnya
terdapat kasus di mana makna simbolik dicari untuk dijadikan sebagai
link untuk mengungkap sebuah tradisi formal kuno; prosedur tersebut
dapat menjadi pertimbangan penting berdasarkan fungsi sejarah dan
estetika. Terdapat dua
contoh studi tentang keterkaitan atara bentuk arsitektural dengan
konten ideologis yaitu studi tentang makna dari simbolisme bangunan
keagamaan Renaissance dipelajari oleh (Rudolf) Wittkower, dan studi tentang sebuah alegori arsitektur Baroque dipelajari oleh (Hans) Sedlmayr.
Quatremere
de Quincy memberikan definisi yang tepat tentang " tipe " arsitektur
dalam kamus historis. Menurutnya kata "tipe", tidak hanya untuk
menunjukkan banyaknya gambar-gambar hasil salinan atau tiruan persisnya,
akan tetapi suatu tipe harus tetap mewakili sebuah ciri khas tertentu.
Sebuah
bentuk dapat dipahami sebagai bagian dari pekerjaan seni yaitu jika
obyek tersebut jelas tentang “tipe-tipe" yang serupa, di sisi lain yaitu
adalah sesuatu yang dapat dipahami oleh semua orang walaupun karya seni
tersebut tidak memiliki kemiripan yang sangat persis antara satu sama
lain. Definisi
tentang sebuah bentuk tersebut sudah dapat dinilai tepat; akan tetapi
definisi-definisi "tipe" tersebut juga masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Tiruan dari sebuah "tipe" tersebut terkadang juga tidak memiliki nilai-nilai kecerdasan tertentu...
Sebuah
penjelasan tentang ketidak jelasan definisi secara umum tentang “tipe”
tersebut tidak pernah dirumuskan secara apriori akan tetapi selalu
dapat dijabarkan dari serangkaian contoh-contoh. Jadi " tipe " dari
candi kuil melingkar tersebut diatas tidak pernah diidentifikasi bahwa
candi kuil melingkar yang satu adalah identik dengan yang lainnya
(bahkan salah satu bangunannya, dalam hal ini kuil Pantheon, mungkin
memiliki makna dan tujuan yang tertentu), akan tetapi semua
kuil melingkar tersebut sama-sama memiliki persamaan tertentu. Adanya
sebuah makna “tipe” tergantung pada keberadaan serangkaian
bangunan-bangunan yang sama-sama memiliki analogi formal dan fungsional
jelas. Dengan kata lain, ketika sebuah “tipe” ditentukan
dalam praktek atau teori arsitektur, sudah memiliki eksistensi sebagai
jawaban untuk sebuah kompleks tuntutan ideologi, agama, atau praktis
yang timbul dalam kondisi historis dan budaya tertentu.
Dalam proses membandingkan dan superimposing
bentuk individu sehingga dapat menentukan sebuah "tipe ", maka
karakteristik tertentu dari setiap bangunan individu harus dieliminasi
dan ditentukan secara jelas setiap unit-unit dari bagian-bagian
bangunannya. Oleh karena itu "tipe ", dibentuk melalui proses-proses pengurangan kompleks varian formal ke bentuk akar umum. Jika “tipe” dihasilkan
melalui suatu proses regresi, bentuk akar yang kemudian ditemukan tidak
dapat diambil sebagai analog untuk sesuatu yang netral sebagai grid
struktural. Ini
harus dipahami sebagai struktur interior suatu bentuk sebagai prinsip
yang berisi tentang variasi formal yang tak terbatas dan modifikasi
struktural lebih lanjut pada “tipe” itu sendiri. Akan tetapi pada kenyataannya, bentuk akhir bangunan adalah sebuah varian dari "tipe-tipe" dan dapat disimpulkan
dari serangkaian formal sebelumnya, penambahan varian lain pada bagian
tertentu akan menentukan perubahan lebih atau kurang cukup dari
"tipe-tipe " secara keseluruhan. Dua fakta penting menunjukkan bahwa
proses formatif tipologi bukanlah hanya mengklasifikasikan atau proses
statistik tetapi dilakukan untuk tujuan resmi tertentu. Pertama:
seri tipologis tidak muncul hanya dalam kaitannya dengan fungsi fisik
bangunan akan tetapi terikat dengan konfigurasi nya. Tipe "fundamental"
dari lingkaran suci misalnya, terkadang tidak tergantung pada fungsinya
saja karena bagunan tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tertentu. Barulah
pada paruh kedua abad kesembilan belas telah dilakukan upaya untuk
mendirikan suatu tipologi berdasarkan urutan fungsi fisik (rencana yang
rinci untuk rumah sakit, hotel, sekolah, bank, dll), akan tetapi belum
menghasilkan bentuk-bentuk tipologi yang rinci.
Sejarah "tipe", dapat dicontohkan seperti tujuan inti dari
direncanakannya sebuah candi, tujuan tersebut merupakan hasil kombinasi
dari dua rencana, kebutuhan praktis; yaitu
bertujuan untuk mengatasi masalah lebih mendalam tentang batas-batas
yang mendasar dalam masyarakat; oleh karena itu, penting untuk mengklaim
semua pengalaman masa lalu agar bisa membayangkan bentuk sedemikian rupa sehingga mereka akan terus dianggap berlaku di masa depan. Namun
banyak " tipe " yang mungkin mengizinkan variasi, isi ideologis dari
bentuk memiliki basis konstan, meskipun ini mungkin memang harus
menganggap aksen atau karakter tertentu pada waktu tertentu. Kedua,
meskipun jumlah tak terbatas kelas dan sub kelas "tipe" mungkin
dirumuskan, tipologi arsitektur formal selalu akan jatuh ke dalam tiga
kategori utama, yang pertama bersangkutan dengan konfigurasi lengkap
bangunan, yang kedua dengan elemen struktur utama dan yang ketiga dengan unsur-unsur dekoratif. Contoh
kategori pertama adalah pusat atau longitudinal bangunan yang
direncanakan; dari sistem kedua atap datar atau kubah, traviated atau
arcuated, dan ketiga, perintah kolom, rincian hias dll. Sekarang, jelas
bahwa klasifikasi mengikuti
keberhasilan proses kerja sang arsitek (rencana, sistem struktur dan
perlakuan pada permukaan lahan) hal tersebut dimaksudkan untuk
memberikan panduan tipologis bagi arsitek untuk mengikuti proses
perencanaan bangunan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja dari setiap
proyek arsitektur dapat menggunakan aspek tipologis, apakah itu berarti
bahwa arsitek mengikuti “tipe” atau
ingin memulai perancanaan dari hal tersebut, atau bahkan dapat
diartikan bahwa setiap bangunan adalah usaha untuk memproduksi "tipe-tipe" yang lainnya.
Akan
tetapi jika “tipe” adalah sebuah skema atau grid dan skema tersebut
dipastikan mengandung suatu kekakuan atau inersia, kehadiran seperti
skema perlu dijelaskan dalam konteks proses kreatif seorang seniman. Ini
menyebabkan orang-orang kembali secara alami untuk masalah umum
hubungan antara penciptaan artistik dan pengalaman sejarah, karena dari
pengalaman sejarah bahwa “tipe” selalu menyimpulkan. Apa
hal tersebut memerlukan penjelasan lebih lanjut, bagaimanapun juga,
setidaknya proposisi adalah sebagian dari yang menyajikan pengalaman
sejarah itu sendiri kepada seorang arsitek yang merancang bangunan dalam
bentuk kotak tipologis. Tentang "tipe ", Quatremere de Quincy mengatakan, sebuah “tipe”
adalah sesuatu yang "tidak jelas"; bukan bentuk nyata namun skema yang
membentuk garis besar, tetapi juga membawa residu dari pengalaman
bentuk sudah tercapai dalam proyek atau bangunan, akan tetapi semua yang
membuat nilai formal khusus dan artistik adalah hal buangan. Lebih
tepatnya “tipe” telah dicabut dari karakter mereka dan kualitas mereka yang sebenarnya digunakan sebagai bentuk; oleh sublimasi menjadi “tipe” karakter mereka dan kualitas mereka yang sebenarnya digunakan sebagai bentuk, dari sublimasi menjadi “tipe” mereka menganggap terbatas
nilai sebuah foto atau tanda-tanda tertentu. Melalui pengurangan karya
seni sebelumnya untuk "tipe ", artis membebaskan diri dari yang
dikondisikan oleh bentuk sejarah yang pasti, dan menetralisir masa lalu.
Dia menganggap bahwa apa yang terakhir adalah mutlak dan karena itu tidak lagi mampu berkembang. Menerima definisi Quatremere de Quincy's, bisa dikatakan bahwa “tipe” muncul pada saat di mana seni masa lalu tidak lagi muncul untuk bekerja sebagai pengondisian bentuk seni.
Pemilihan
dari bentuk-bentuk menjustifikasi bahwa: sebuah karya seni tertentu
pasti sempurna dan harus ditiru. Ketika seperti sebuah karya seni yang
diulang mengasumsikan sifat skematis dan tidak jelas dari “tipe” aksi
individu seniman tidak lagi terikat dengan pertimbangan nilai; “tipe”
diterima tetapi tidak "ditiiru" yang berarti pengulangan dari “tipe” termasuk proses kreatif yang dikenal sebagai mimesis. Bahkan,
penerimaan dari “tipe” menyiratkan penilaian sejarah suspensi yang
negatif: begitu juga "niat" atau tujuanya telah diarahkan tuntutan
seniman pada perumusan tipe baru yang dianggap negatif dan masih
cenderung baru.
Hal
tersebut sesuai dengan asumsi dari "tipe" merupakan titik awal untuk
proses kerja arsitek untuk tidak membuang data-data historis: dan hal
tersebut tidak menghentikannya dari asumsi atau menolak bangunan
tertentu hanya untuk mewakili bentuk tertentu saja.
Bramante's tempietto dari San Pietro di Montorio adalah
contoh klasik dari proses tersebut, contoh tersebut dapat dipastikan
sangat mangacu pada "tipe" yaitu: candi melingkar dengan dikelilingi
dengan pilar digambarkan oleh Vitruvius (Buku IV, Bab 8) yang
mengintegrasikan abstraksi dari "tipe" melalui sejarah "bentuk" (misalnya bait Sybil di Tivoli), dan muncul untuk mengklaim untuk dirinya sendiri status kedua “bentuk” dan "tipe". Sesungguhnya contoh tersebut adalah karakteristik klasisisme Bramantesque
yang bercita-cita untuk menyatukan sinkretis kuno yang ideal (yang
pada dasarnya "khas") dan sejarah kuno yang memiliki status model
formal. Sebuah contoh sikap yang bertentangan adalah bahwa arsitek
neoklasik yang menganggap tipologi arsitektur klasik, bukan arsitektur
klasik, hal tersebut sebagai bentuk gerakan untuk menghasilkan karya
yang hanya transkripsi tiga dimensi dari "jenis". Jika konsep tipologi
bisa digunakan dengan beberapa cara dibawa kembali ke "techtonics"
seperti yang baru-baru ini didefinisikan oleh Cesare Brandi (Eliante o
della Archa, 1956), bisa dikatakan tipologi merupakan dasar yang formal
untuk pengembangan seni.
Selanjutnya, menjadi jelas bahwa posisi seniman vis-à-vis sejarah memiliki dua aspek, aspek tipologi dan aspek definisi formal.
Tipologi tersebut tidak bermasalah jika: seniman mengasumsikan data
tertentu saja, mengambil sebagai premis dari semua karyanya sekelompok
lingkup umum, atau pusaka dari gambar dengan semua konten yang lebih
atau kurang eksplisit dengan nada ideologis mereka. Aspek
definisi formal, di sisi lain berarti sebuah referensi ke nilai formal
yang pasti dari masa lalu yang secara eksplisit seniman tiba di sebuah
justifikasi. Namun justifikasi ini itu sendiri, harus mengacu pada
tipologi yang telah dilakukan, karena setiap kali pertimbangan nilai
pada karya-karya seni yang diberikan adalah masa lalu, penilaian adalah
cara di mana seniman, dalam menciptakan karyanya harus berurusan dengan
skema tipologis yang relevan.
Sebuah pertanyaan yang muncul tentang nilai dari tipologi arsitektur baru-baru ini telah dijawab oleh Sergio Bettini (Zodiac no. 5) dan GK König (Lezioni del Corso Di Plastica, Florence: Universitaria Editrice, 1961). Dalam tulisan ini dikemukakan bahwa "tipe" arsitektur
harus diperlakukan sebagai skema artikulasi ruang yang telah dibentuk
sebagai tanggapan terhadap totalitas yang praktis tentang tuntutan
ideologis. Dari faham yang satu ini mungkin menyimpulkan bahwa penemuan
formal "tipe" adalah tanggapan terhadap tuntutan referensi "tipe" telah kehilangan nilai riil apapun. Sebuah jalan lain untuk "tipe" akan terjawab bila seniman tersebut mengacu pada masa lalu. Sebuah
contoh penting adalah perbandingan antara arsitektur religius dan
industri modern. Arsitektur industri berkaitan dengan tuntutan bangunan
yang sama sekali baru dan telah menciptakan "jenis" yang baru, pada
banyak kasus, hal tersebut sangat penting bagi perkembangan arsitektur
selanjutnya. Arsitektur
keagamaan menuntut jawaban yang berakar dari masa lalu sehingga
mengakibatkan pengulangan tipologi (artistik berharga) atau dalam upaya
membebaskan para seniman dari semua preseden tipologis (seperti,
misalnya, Le Corbusier di Ronchamp). Hal
tersebut telah menyebabkan usulan desain yang saling berlawanan
jenisnya, sebagian besar fana atau tidak menerima perubahan, akan tetapi
ada beberapa contoh sejarah tentang pengembangan "tipe" modern.
Comments
Post a Comment